Bersama JANZZilms! from guessing to knowing: Overkualifikasi akademis menjadi salah satu pendorong utama meningkatnya kebutuhan tenaga kerja global.
Berbagai negara di seluruh dunia, khususnya negara-negara berkembang di Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika Latin, menghadapi tantangan pasar tenaga kerja yang kian besar. Semakin banyak angkatan kerja dengan latar belakang akademis yang terlampau tinggi kesulitan mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang dan kualifikasi mereka. Di sisi lain, terdapat keterbatasan tenaga kerja terampil dengan latar belakang teknis atau kejuruan, sehingga banyak pekerjaan yang tidak dapat terpenuhi. Keduanya merupakan fenomena yang tentunya merugikan ekosistem pasar kerja akibat ketidaksesuaian keterampilan yang terus meningkat di seluruh dunia.
Fenomena ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu pendorong utamanya yaitu penekanan budaya yang terjadi di tengah masyarakat akan pentingnya sebuah pendidikan tinggi. Selama bertahun-tahun, terdapat kepercayaan yang meluas bahwa gelar sarjana merupakan kunci kesuksesan dan stabilitas finansial. Akibatnya, banyak orang menempuh pendidikan tinggi yang seringkali menghabiskan biaya yang besar, dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan kerja dan prospek pekerjaan di masa depan. Namun, pasar tenaga kerja senantiasa berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Banyak perusahaan kini mengisi lowongan pekerjaan yang sebelumnya mewajibkan gelar sarjana sebagai syarat utama, menjadi lowongan yang cukup diisi dengan pekerja berlatar belakang pendidikan teknis atau kejuruan. Kemajuan teknologi dan otomatisasi semakin mendorong pergeseran ini melalui pendefinisian ulang berbagai pekerjaan tradisional dan menciptakan posisi baru yang membutuhkan keahlian secara lebih spesifik. Kekurangan pekerja berlatar belakang teknis atau kejuruan maupun lulusan vokasi merupakan masalah serius bagi banyak industri, terutama di bidang konstruksi, perdagangan kerajinan tangan, manufaktur, transportasi, dan sektor kesehatan dan perawatan. Industri-industri tersebut membutuhkan lebih banyak lagi pekerja dengan keahlian khusus yang seringkali hanya dapat diperoleh melalui pengalaman atau pelatihan, tidak terbatas pada pendidikan tinggi saja.
Sejumlah negara telah mengambil langkah untuk berinvestasi dalam pendidikan dan pelatihan teknis maupun kejuruan sebagai upaya mengatasi tantangan ini. Investasi tersebut mencakup program pendanaan untuk melatih siswa dalam keterampilan teknis, mulai dari pertukangan dan pemasangan pipa hingga pemrograman komputer dan robotika. Namun, dalam banyak kasus, pemerintah, pemangku kepentingan, pembuat kebijakan, dan industri masih cenderung ragu-ragu dalam menentukan Langkah ini, menyusun program yang masih cenderung bersifat parsial, sementara pendanaan tergolong minim. Hal ini harus segera diubah apabila kita ingin mengurai dan mengatasi masalah kelangkaan tenaga ahli di bidang ini sebelum terlambat.
Secara keseluruhan, tantangan dari pekerja dengan overkualifikasi dan kekurangan pekerja dengan latar belakang teknis atau kejuruan merupakan suatu masalah kompleks yang membutuhkan solusi dari berbagai pihak. Dengan berinvestasi pada pendidikan dan pelatihan berkualitas tinggi yang berorientasi pada masa depan dan melakukan evaluasi diri akan pentingnya penekanan budaya yang dititikberatkan pada sebuah status pendidikan tinggi, kita semua dapat turut memastikan bahwa para pekerja dapat meningkatkan kelayakan kerja mereka, sehingga mendapatkan akses meraih karier yang menjanjikan serta berkontribusi pada pertumbuhan dan kesuksesan ekonomi yang berkelanjutan.
JANZZilms!, sistem manajemen pasar tenaga kerja real-time terintegrasi yang inteligen, menunjukkan dengan tepat dan mengkuantifikasi jenis-jenis fakta ini pada setiap tingkat perincian yang memungkinkan. Kami menyediakan wawasan dan dasar faktual yang diperlukan untuk menginisiasi, memantau, dan terus menerus mengembangkan solusi secara tepat dan akurat bagi manajemen pasar tenaga kerja.
JANZZilms! – from guessing to knowing.